Hari itu terasa semakin cepat berlalu, waktu menunjukan pukul 18:45, satu persatu kami pun pergi meninggalkan tempat nongkrongan dengan tujuan masing-masing. Aku dengan MIO-ku juga segera bergegas menyusuri di Jl. Embong Dewe untuk pulang ke kost di Jalan Saja Dulu. MIO adalah motor metick yang aku beri nama dengan nama Mio. Mio teman baikku.
Dalam perjalanan gunda hatiku rasanya, setelah bertemu dengan gadis berparas ayu di warung SS. Ia memang gadis yang sudah lama aku kenal namun kini, entalah dia mungkin sedang sengaja tidak mau mengenalku atau memang sudah tidak ingat aku lagi atau mungkin ia tidak ingin mengenalku lagi. Pertanyaan itu terus-menerus membayangi pikiranku selama perjalanan. Konsentrasiku jadi tidak fokus dengan bayang-bayang gadis itu. Dan tak sadar aku sudah menabrak speda motor yang ada didepanku. Buru-buru aku matikan kontaku berhenti di bahu jalan, turun mendekati pemilik kendaranan yang aku tabrak.
“Mas hati-hati dong, liat ni spakbornya pecah….!!” teriak gadis berambut pirang yang speda motornya aku tabrak.
Dengan penuh rasah bersalah aku mohon maaf.
“Iya ibu aku minta maaf, tadi aku tidak konsentrasi...”
“Maaf-maaf... enakan saja mintaa maaf, ini bagaimana, liat spakbornya jadi pecah ni, mana ini motor kesayangan pula...” katanya.
Aku diam saja, menatap spakbor motor yang sudah pecah itu sekali melihat ke arah gadis yang sedang kesal tidak terima motornya aku tabrak.
Aku coba merayunya agar speda motornya di bawa ke bengkel untuk mengganti spakbornya yang pecah.
“Iya ibu, aku mengaku salah, aku mau tanggung jawab perbaiki spakbor yang pecah itu. Kita ke bengkel saja...”
Aku kira dengan begitu gadis itu mau. Eh ternyata, ia jadi marah.
Dan aku menjadi kaget ketika tatapan matanya yang begitu tajam menatapku. Aku jadi salah tingka, bola matanya yang indah bening. Tatapan mata mu mampu menembus dinding serta relung hatiku, sorot matamu mampu mengalihkan setiap pandangan ku. Mata mu membuat ku merasakan sesuatu. Sesuatu yang tak dapat ku ungkapkan dengan kata. Hanya dengan selembar kertas dan sebuah tinta hitam. Ku mampu untuk mengungkapkan segala rasa yang ada di dalam hati ku. Seperti petir saja, ia membentakku.
“eh.. mas aku ini masih gadis, tidak usah kau panggil aku ini ibu…!” seraya membuka masker yang dari tadi sudah menutup separoh wajah ayunya. Hingga aku tidak bisa membedakannya. Aku memanggilnya hanya karna kodratnya seorang wanita akan di panggil ibu nantinya. Jadi aku memanggilnya dengan panggilan ibu, karena ia seorang wanita.
Waktu terus berputar, hari semakin malam. Niatan untuk membawa motor ke bengkel jadi tidak terpenuhi. Lantaran juga hari sudah semakin malam, waktu menunjukan pukul 20:04. Kami masih saja menepi di pinggir Jl Kenangan Itu. Aku lalu menggodanya.
“ohh iya, coba dari tadi maskernya di buka kan aku bisa manggil mbak gitu…” godaku.
“Aku bukan mbakmu…!” balasnya ketus.
Aku jadi berguman sendiri dalam hati “ini orang maunya apa ya… cerewet amat. Klo tidak mau di mbak, terus aku harus manggil kamu nenek gitu kah. Kan kamu bukan nenekku hahahaha”. Lalu akau memberanikan diri berkenalan. Gadis manis berambut pirang, keinginanku melihatmu tersenyum adalah impianku karena aku tau bila kamu tersenyum aku akan menemukan kedamaian. Dan mengenalmu merupakan hal terindah yang akan aku ingat. Mungkin saja kalau kita berkenalan motormu tidak jadi aku perbaik, hahahaha. Aku menghampiri dia yang sedang duduk diatas speda motornya. Sembari memberikan tanganku untuk berkenalan.
“Maaf ya... aku Zalik. Nama kamu siapa?”
“Namaku shelia kak…?” timpanya.
“kk sih maen ngelamu saja ngendarai motornya, rusak ni jadinya motorku, liat spakbornya pecah” lanjurnya.
“Oke, kk minta maaf dk… tdi kk benaran tdak sengaja, kk benar-benar minta maaf... lain kali kk akan lebih hati-hati lagi... Terus gimana ni dk kita ke bengkel jadi ndak? Tanyaku lagi.
“gak usah kak, lagian udah malam nih, bengkel udah pada tutup, biar aku sendiri nanti yang bawa ke bengkel... lain kali jangan suka ngelamun lagi klo lagi berkendara kak, kasian loh klo knapa-knapa kan kk sendiri yang rugi..” nasihatnya.
“Siap dk, kk janji. Sorry ya udah ngerusakin motor kamu”
“Iya gpp kok kak, santai aja. Aku juga minta maaf udah mara-marah… hehehee biasa kan reflek jadi langsung meletusss…” katanya.
“Oke adik terimakasih”…)D
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Gadis berambut pirang, periang suka ceria baik hati ayu nan pesona. Tidak tau harus dengan kata apa lagi aku memuji gadis ini. Dia begitu berbaik hati kepadaku, dari mulutnya keluar kata-kata yang membuat nadiku berdetak sangat kencang. Dalam hatiku bergejolak rasa yang begitu dahsyat. Aku tak akan sia-siakan waktu ini. Akanku tebus kesalahanku, dengan nada datar aku mengajaknya untuk singgah di warung menawarkan dia minuman dingin sekedar untuk mengademkan hati setelah terjadi false condition barusan. Mula-mula aku bertanya kepadanya.
“Adik, ini abis dari mana, ke mana kh?” tanyaku
“Aku baru pulang kerja kak, hari ini tadi aku ada lembur di kantor makanya pulangnya kemalaman. Terus kk ini abis dari mana juga saampe ngelamun segala bawa motornya,… balasnya.
“Iya tadi kk abis ngumpul sama teman-teman di SS. Oh ya adk, timbang kita berdiri dipinggir jalan, mending mampir ke warung tuh minum es ato apa gitu, kk yang traktir sekalian nebus dosa tadi kk abis nyenggol bidadari” rayuku.
Aku melihat ada senyum ramah menghiasi bibir tipisnya. Seraya mengernyitkan dahi memikirkan sesuatu. Entahlah…
“Udah gak usah mikir… ikhlas kk ini. Hitung-hitung kk kan nebus dosa sambil nambah pahala toh dk… sambungku.
“Ih kk, buat pahala kok perhitungan amat… katanya.
Aku membalasnya hanya dengan senyum saja. Ku tatap wajah ayu penuh pesona menghiasi rona dibawah terpaan cahaya lampu jalan malam di kota pahlawan. Sambil mengajak.
“Ayo dik…”
Kamipun langsung bergeser ke Warung Kasih.
Situasi terbaik yang sedang kita hadapi dimana kita memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan hasil yang terbaik itu artinya sebuah kesempatan. Kira-kira seperti itulah maksudnya, terserah yang tidak setuju. Epenkah…
Bagi aku ini adalah kesempatan yang terbaik untuk bisa melanjutkan perkenalan. Dan yang paling penting adalah komunikasih. Okelah setelah ini aku akan minta nomor telponnya. Hehehe terik lama awal sebuah perkenalan. Entalah nanti dia kasih atau tidak aku coba saja dah. Yang penting satu tahap sudah terlaksana. Istilah bahasa manggarai “tama one wai can ga, iwon ngance lut kat”. Yang tidak mengerti mikir saja sendiri.
Bersambung….
Baca lanjut Klik Disini
0 Comments
Terima kasih atas kunjungan saudara.
EmojiSemoga anda terinspirasi. Salam.