Air mata rindu
Air Mata Rindu
Tempat terakhir untuk mencurah
Luapnya keluh kesah tak berarah
Kadang laki-laki tidak ingin kelihatan lemah
Menyembunyikan rasa yang tak ingin terlihat lemah
Tak peduli meski telah sesak di dada
Padahal menenangkan ketika ruah
Ia jatuh begitu saja
Di langitku hujan mampir mengharu
Tanpa malu berteduh dilelah mataku
Menggenang mengisi setiap sudut lancip kelopak
Mengapa?
Alasanya lugu
Karena hanya aku pria bermata indah
Dari semua pria aku yang paling istimewa
Karena hanya di mataku mendung
Selalu mampu merintikkan beribu sendu
Dalam derasnya rindu yang terhalang jarak
Waktu tak mau bersahabat dengan rasa yang kupunya
Kucoba untuk melawan itu
Kupejam mata ini mencoba tuk melawan
Kubuang segala sendu dan rindu yang membelenggu
Namun hampa ku rasa
Sampai gigil mataku menahan butiran berkaca mengalir derasnya
Kuingin kau disini
Menemaniku menepiskankan segala sendu dan rindu
Rinduu selalu rakus mengaaduu

Surabaya, 2020
zalik