Berharap hadirmu memberi warna baaru bagiku
ternyata hanya pelangi dalam gerimis senja

Menatapmu dalam ketiadaan.
Merindukanmu dalam kekosongan.
Menantimu dalam kehampaan. Entah samapai kapan aku dalam kegelapan ini
mencari seberkas cahaya.

Pada akhirnya senja hanya akan semakin menjauh.
Namun ia tak akan pernah sanggup melenyapkan cinta yang paling diam
dari pandangan mata apalagi hati.
Lalu aku hanya menunggunya saat bunyi lonceng anggelus tiba.
Biarku sampaikan dalam curhatan kecilku di jam 18.00

Melukismu disaat senja. Senja tenggelam rindu ku simpan,
tuk nanti kusampaikan lewat curhatan kecilku pada Tuhan,
saat malam memeluk gulita ditiap doa yang kupinta.

Hadirmu dalam ketiadaan. Seperti dalam kegelapan kau tak kunjung kelihatan
walau dibawa sentuhan rembulan malam, namun aku selalu ada disini.
Menantimu

Disini aku sendiri. Dibawah dinginya senja.
Merasakan goresan-goresan luka yang kau sisahkan, mengingat kembali
rangkaian-rangkaian kata yang terus mengema. Mungkin aku telah bisa melupakanmu,
tapi tidak dengan rasa yang pernah kau beri untukku

Suatu saat nanti akan ada orang yang benar-benar tepat, dia bukan menggantikan siapa.
Sama seperti malam kalau ada bulan itu bukan menggantikan matahari.